Kemenag Logo

(Pekanbaru, Humas MAN 2) Assalamu’alaikum warrah matullahi wabarakaatu,

Halo! Salam Madrasah! Perkenalkan nama saya Asofi Imana, yang biasanya di panggil Sofi. Saya berasal dari kelas XII MIPA 6 MAN 2 Kota Pekanbaru, dengan intrakurikuler Internasional. Salam kenal!

Pada kesempatan kali ini saya akan bertukar pikiran dan cerita tentang program pertukaran pelajar di Amerika Serikat yang sedang saya jalankan. Yang dinaungi organisasi bernama Youth of Understanding (YFU) dan Foreign Links Around the Globe (FLAG). Dengan rahmat Allah yang Maha pengasih dan Maha penyayang, saya diberi kesempatan melakukan pertukaran pelajar, dan juga atas dukungan orang-orang terdekat, saya bisa berani dan melangkah maju untuk melakukan program ini. Namun, apa sih yang dimaksud dengan program pertukaran pelajar?

Program pertukaran pelajar adalah program yang dilakukan seorang siswa untuk tinggal di sebuah keluarga angkat di negara dan sekolah yang berbeda, dengan harapan bertukar budaya dan pikiran. Saat ini saya sedang tinggal dengan keluarga angkat di kota Indianapolis yang merupakan negara bagian Indiana. Keluarga saya adalah tipikal orang putih yang beragama katolik, yang terdiri dari ayah angkat, ibu angkat dan adik perempuan angkat. Walaupun memiliki agama yang berbeda, mereka sangat menghargai saya, seperti tentang saya yang berhijab, salat, puasa, dan juga perkara halal dan haram. Saya tinggal di rumah mereka, dan tidur sekamar dengan adik angkat saya.

Rumah saya terletak di lingkungan yang biasa di sebut suburbs atau pinggiran kota, yang lebih depatnya di daerah bernama Brownsburge. Karena orang tua angkat saya lebih menyukai menetap di daerah yang lebih dekat dengan danau, hutan, dan alam. Saat bulan Agustus dan September, di mana cuaca masih panas, pada akhir pekan keluarga saya dan keluarga biasanya pergi ke sebuah danau yang memiliki lintasan atau jalan yang dikhususkan untuk hiking (lintas alam). Lalu kami juga kadang-kadang paddle boarding (naik dayung) di danaunya. Udaranya sangat sejuk karena pada bulan September cuacanya sudah mulai memasuki musim gugur.

Lalu sekolah saya terletak di downtown (pusat kota) – orang di sini menyebutnya – yang memakan waktu sekitar 20-30 menit dari rumah. Sekolah saya merupakan liberal art school dan juga sekolah negeri yang berada di bawah pemerintah sebuah perusahaan swasta dengan singkat dilabelkan sebagai charter school, yang dinamai Herron High School. Jadi karena sekolah saya adalah charter school, saya harus memakai seragam, yang terdiri dari baju polo, bawahan yang memiliki simbol sekolah, dan lanyard yang terambung dengan kartu identitas sekolah. Namun, menurut saya seragamnya tidak memberatkan murid sama sekali karena murid tetap dibebaskan memakai sepatu apa saya, dan saya diperbolehkan memakai hijab, dan simbol agama lainnya. Menurut saya, ini dikarenakan budaya orang AS yang terbuka, dan mendasari tinggal di lingkungan yang memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Kemudian sekolah saya pada waktu tertentu mengadakan spirit week, atau minggu semangat, yaitu minggu yang mana tiap harinya diberi kebebasan untuk memakai baju yang mengikuti dresscode tertentu untuk menyemangati acara sekolah. Lalu jika ingin berpartisipasi murid harus mendapatkan pass, yang berharga $1. Yang nantinya uang tersebut akan digunakan untuk membantu sekolah.

Liberal art school adalah sekolah yang lebih menonjolkan bidang Seni Liberal. Sekolah dimulai jam 9 pagi dan selesai jam 4 sore. Indonesia dan AS tentunya memiliki kurikulum sekolah yang berbeda, seperti yang dilihat di film-film, sekolah menengah di sini muridnya yang berpindah kelas, dan bukan gurunya. Di AS juga di bebaskan untuk memilih mata pelajaran yang diinginkan, akan tetapi harus tetap sesuai dengan kurikulum dari menteri pendidikan negara bagian masing-masing. Di Indiana, murid harus mengambil mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa latin, dan 2 kelas peminatan. Tapi, karena saya lebih memilih belajar bahasa prancis, dan hanya murid pertukaran pelajar, saya tidak diwajibkan mengambil kelas bahasa latin. Kemudian setelah sekolah murid dibebaskan untuk mengikuti olahraga atau klub sekolah.

Setelah menjalankan hari-hari saya dengan normal di sini. Rasanya sangat amat berbeda dan tentunya juga menjadi tantangan tersendiri untuk menggunakan bahasa inggris tanpa henti. Yang sebelumnya hanya berbahasa Inggris dengan teman, sekarang berbahasa Inggris dengan siapa saja, dan itu belum termasuk dengan dialek bahasa Inggris yang berbeda. Ada juga tantangan bahasa, makanan, hingga pembelajaran  yang sistemnya sangat berbeda dengan Indonesia. Walaupun begitu, dengan semangat dari teman-teman, keluarga angkat dan keluarga saya di Indonesia, semuanya terasa lebih mudah.

Sekian untuk cerita kali ini, jika ada yang ingin bertanya lebih dalam tentang programnya atau apa saja tentang saya silakan kirim pesan ke instagram saya @asofi411. Hope this article will be an inspiration to our dear readers, and remember that Allah SWT will always be with you. So, see you next time! Wassalamu’alaikum wr.wb.!