Kemenag Logo

Pekanbaru (Inmas). Hari kedua pelaksanaan manasik haji tingkat Kecamatan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru Drs. H. Syahrul Mauludi, MA menjadi narasumber pada kegiatan manasik haji tahun 1445 H / 2024 M di Kecamatan Tenayan Raya dengan menyampaikan materi terkait Akhlak Jama'ah dan Budaya Arab Saudi yang bertempat di Masjid Raya Al-Wahid di Jl. Hangtuah Ujung, Kec. Tenayan Raya. Kamis, 18 April 2024.

Kegiatan yang berlangsung selama 8 (delapan) hari ini dimulai dari tanggal 17, 18 , 19 April 2024 dan kemudian dilanjutkan kembali mulai tanggal 01 s/d 05 Mei 2024 ini dihadiri Kepala KUA Kec. Tenayan Raya Khairullah, S.Th.I, MH, seluruh Panitia Manasik serta 139 orang jama'ah haji Kec. Tenayan Raya.

Sebagai narasumber beliau menyampaikan syarat penting menunaikan ibadah haji adalah istitha'ah atau mampu, mampu disini yang dimaksud adalah mampu dari keamanan, mampu jasmani dan rohani, mampu ekonomi, mampu ilmu manasik serta mampu untuk menjaga diri.

Mampu menjaga diri maksudnya mampu untuk menahan atau meninggalkan hal-hal yang menjadikan ibadah hajinya tidak sempurna atau bahkan tidak sah. Maka diperlukan pemahaman tentang akhlak dalam menunaikan ibadah haji. Adapun akhlak jama'ah haji adalah etika yang semestinya diamalkan dalam menunaikan ibadah haji sejak berangkat sampai pulang kembali.

Pada pokoknya ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh jama'ah haji berdasarkan surah Al-Baqarah: 197 yakni tidak boleh berbuat rofats, tidak boleh berbuat fasik, tidak boleh berbuat jidal. secara garis besar akhlak terbagi menjadi 4 bagian, yakni akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia, akhlak kepada alam dan lingkungan dan akhlak kepada diri sendiri.

Selanjutnya dalam berbudaya Arab Saudi ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait beda budaya Arab dan Indonesia, terutama bagi mereka yang baru berinteraksi dengan masyarakat di Arabsaudi agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, diantaranya:

Budaya mujamalah (basa-basi) berbeda dengan budaya barat yang cenderung ekpresif dan berbicara langsung dan lugas, orang arab tidak berbicara langsung, untuk mengungkapkan maksud aslinya. Orang arab akan berbicara banyak hal terlebih dahulu dan banyak mujamalah.

Keras bukan berarti marah maksudnya orang arab terbiasa bersuara keras untuk mengekpresikan kekuatan dan ketulusan, apalagi kepada mereka yang mereka sukai. Ekpresi bahasa tubuh orang arab yakni orang arab akan mengucupkan jari-jari tangannya dengan ujung-ujung jarinya menghadap keatas sebagai kata-kata "tolong pak" atau "tunggu sebentar" atau "sabar sedikit".

Antara budaya Arab dan Indonesia, bergandengan tangan dengan laki-laki itu aib, berkedaraan disebelah kanan, dan terahir wanita adalah privasi maksudnya adalah nilai kehormatan orang arab terutama melekat pada keluargany, khususnya wanita, yang tidak boleh diganggu orang luar. Wanita arab tidak boleh menyetir, bekerja bebas atau keluar rumah tanpa didampingi mahram.

Mudah-mudahan jama'ah haji Kota Pekanbaru pada umumnya dan khususnya jama'ah haji Kec. Tenayan Raya mampu menjaga akhlak selama berada di Arab Saudi nantinya serta memperbanyak melaksanakan ibadah wajib, beristighfar dan luruskan niat semata-mata untuk meraih ridha Allah SWT agar pulang dengan predikat haji yang mabrur.

 

=========================

By: Inmas Kemenag Pekanbaru